BOGORTERKINI.COM – Inggris pada hari Minggu (15/12/2024) secara resmi menjadi anggota ke-12 pakta perdagangan trans-Pasifik yang mencakup Jepang, Australia dan Kanada.
Seiring upayanya memperdalam hubungan di kawasan tersebut dan sekaligus membangun hubungan perdagangan global setelah meninggalkan Uni Eropa.
Dikutip Ekonominews.com, Inggris tahun lalu mengumumkan akan bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.
Atau CPTPP, yang merupakan kesepakatan perdagangan terbesarnya setelah Brexit.
Baca Juga:
Debby Lufiasita Rilis Lagu-Lagu Emosional yang Terinspirasi dari Pengalaman Pribadi
Diduga Disiksa, Polisi Dalami Temuan Mayat Bocah Laki-laki Berumur Sekitar 4-5 Tahun di Bekasi
Respons Masyarakat Terkait Keputusan Prabowo Subianto PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah
Dengan aksesi ini berarti Inggris mulai hari Minggu akan dapat menerapkan peraturan perdagangan CPTPP dan menurunkan tarif.
Dengan delapan dari 11 anggota yang ada, yaitu Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Perjanjian ini mulai berlaku dengan Australia pada tanggal 24 Desember dan akan berlaku dengan dua anggota terbaru – Kanada dan Meksiko – 60 hari setelah mereka meratifikasinya.
Pakta ini merupakan kesepakatan perdagangan bebas pertama Inggris dengan Malaysia dan Brunei Darussalam.
Baca Juga:
Mulai Januari 2025, Perusahaan Umum Daerah PAM Jaya Naikkan Tarif Air Minum untuk Pelanggan
Media Online Ini Siap Bantu Terbitkan Artikel Tugas Kampus di Media Online, Khusus untuk Mahasiswa
Meskipun telah menjalin kesepakatan dengan negara-negara lain, ketentuan-ketentuan CPTPP jauh lebih luas.
Ini terlihat terutama dalam memberikan pilihan kepada perusahaan-perusahaan mengenai bagaimana menggunakan ketentuan “aturan asal”.
Tidak seperti Uni Eropa yang telah ditinggalkan Inggris pada akhir tahun 2020, CPTPP tidak memiliki pasar tunggal untuk barang atau jasa, sehingga tidak memerlukan harmonisasi peraturan.
Hubungan Perdagangan
Inggris memperkirakan dalam jangka panjang pakta ini mungkin bernilai US$2,5 miliar per tahun, atau kurang dari 0,1% PDB-nya.
Baca Juga:
Kasus Bayi Tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Polisi: Hasil Tes DNA 2 Minggu Lagi
Namun sebagai tanda dari implikasi strategis – yang tidak saja pada bidang ekonomi – pakta ini membuat Inggris dapat mempengaruhi apakah Tiongkok dan Taiwan dapat bergabung dengan kelompok itu atau tidak.
Perjanjian perdagangan bebas ini berakar pada Kemitraan Trans-Pasifik yang didukung Amerika dan dikembangkan untuk melawan dominasi ekonomi Tiongkok yang semakin meningkat.
Amerika menarik diri dari perjanjian itu pada tahun 2017 di bawah Presiden Donald Trump, dan pakta tersebut terlahir kembali sebagai CPTPP.
Dilansir VOA Indonesia, Kosta Rika adalah negara pemohon berikutnya yang menjalani proses bergabung, disusul oleh Indonesia yang berencana melakukan hal serupa.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infokumkm.com dan Ekbisindonesia.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Haiidn.com dan Seleb.news
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.